Jakarta, CNBC Indonesia – Warga negara Swedia telah mendapatkan peringatan dari dua pejabat tinggi pertahanan untuk bersiap menghadapi perang. Hal ini tentu langsung memicu kekhawatiran dari banyak pihak.
Menteri Pertahanan Sipil Carl-Oskar Bohlin mengatakan pada konferensi pertahanan bahwa ada kemungkinan perang di Swedia. Pesannya kemudian didukung oleh panglima militer Jenderal Micael Byden, yang mengatakan semua warga Swedia harus mempersiapkan mental menghadapi kemungkinan tersebut.
“Ambisi saya dalam hal ini bukanlah untuk membuat masyarakat khawatir; ambisi saya adalah membuat lebih banyak orang memikirkan situasi dan tanggung jawab mereka sendiri,” kata Jenderal Byden kepada surat kabar Aftonbladet.
Namun, politisi oposisi keberatan dengan peringatan tersebut. Mantan Perdana Menteri Magdalena Andersson mengatakan kepada TV Swedia bahwa meskipun situasi keamanan sangat serius, “perang tidak akan terjadi begitu saja.”
Organisasi hak-hak anak, Bris, juga mengatakan bahwa saluran bantuan nasionalnya biasanya tidak menerima panggilan tentang kemungkinan perang. Namun minggu ini, terdapat peningkatan panggilan telepon kekhawatiran dari anak-anak muda yang telah melihat berita atau postingan di TikTok terkait isu tersebut.
“Ini sudah dipersiapkan dengan baik, ini bukan sesuatu yang dibiarkan begitu saja,” kata juru bicara Bris, Maja Dahl, dikutip oleh BBC. “Mereka seharusnya memberikan informasi yang ditujukan untuk anak-anak ketika mereka memberikan informasi semacam ini untuk orang dewasa.”
Meskipun pesan yang disampaikan sangat jelas, pernyataan dari menteri pertahanan sipil dan panglima militer dipandang sebagai peringatan.
Setelah lebih dari dua abad damai, Swedia tinggal beberapa langkah lagi untuk bergabung dengan aliansi pertahanan NATO. Negara ini tinggal menunggu lampu hijau dari parlemen Turki dan kemudian dari Hongaria.
Pakar pertahanan Oscar Jonsson mengatakan nada peringatan dari para kepala pertahanan bagaikan sebuah badai dalam cangkir teh, di mana 90% dari apa yang dikatakan muncul dari rasa frustrasi karena terlalu sedikit yang dilakukan untuk membangun pertahanan sipil dan militer.
“Waktunya terbatas dan ini bertujuan untuk menyadarkan lembaga, individu, dan departemen,” katanya.
“Angkatan bersenjata Swedia sangat kompeten, namun skalanya masih jauh dari itu. RUU pertahanan terbaru mengatakan kita harus membentuk 3,5 brigade, sedangkan Ukraina memiliki 25 brigade ketika perang dimulai.”
Sebulan lalu Byden mengunjungi front timur Ukraina dan Swedia adalah salah satu dari sekelompok negara yang melatih pilot Ukraina. Stockholm juga disebut-sebut sedang mempertimbangkan pengiriman jet tempur Gripen canggih ke Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Swedia selama konferensi untuk bekerja sama dengan negaranya serta negara lain untuk memproduksi senjata dan “menjadi lebih kuat bersama-sama”. https://horeoraduwe.com/