Warga DKI Waspada Banjir Dan Longsor
Hujan deras dengan intensitas tinggi berpotensi dan berpeluang besar terjadi bencana hidrometeorologi. Di antaranya banjir, badai, longsor dan angin puyuh.
Peneliti Iklim dan Atmosfer di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin menjelaskan, hujan deras terjadi disebabkan aktivitas Monsun Asia, aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di selatan ekuator yang berdampak pada penguatan angin Monsun Asia.
Menurutnya, intensitas hujan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sangat berpeluang ke taraf ekstrem hingga 10 Februari 2024.
“Dengan potensi itu, diharapkan ada mitigasinya dan upaya yang kuat dari lintas sektor,” kata Peneliti Iklim dan Atmosfer di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2024).
Erma mengungkapkan, hujan pada beberapa hari terakhir di Jakarta pada dini hari disebabkan oleh hembusan angin dingin dari daratan Siberia, yang mendorong awan hujan dari tengah laut.
Erma menjelaskan, siklus hujan normal di daratan biasanya terjadi pada sore hingga malam. Namun dalam beberapa hari belakangan ini, angin dari utara mendorong hujan di tengah laut ke daratan.
Rumah Pompa Siaga
Hujan yang terjadi sejak awal pekan ini menyebabkan sejumlah wilayah di Jakarta kebanjiran. Mayoritas terjadi di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Untuk mengatasi dan mengantisipasi banjir, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Shinta Yosefina meminta, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta memastikan seluruh rumah pompa berfungsi dengan baik.
Shinta bilang, jika seluruh rumah pompa difungsikan dengan optimal, bisa mempercepat waktu surut air.
Selain kesiapan rumah pompa, Shinta mengimbau, Dinas SDA DKI sigap mengirim pompa mobile ke daerah rawan genangan dan banjir.
Anggota Komisi D ini menyatakan, siap mengawal seluruh program yang telah diajukan SDA DKI Jakarta. Sehingga, penanganan banjir bisa dilaksanakan optimal. Salah satu fokusnya, yakni mengembalikan fungsi penampungan air sungai dengan cara pengerukan dan pelebaran (normalisasi) Sungai Ciliwung yang diyakini mampu menjadi solusi menangani banjir di Jakarta.
Sebab, komitmen merampungkan normalisasi Sungai Ciliwung tahun ini bukan hanya dengan Pemprov DKI saja. Namun juga dengan Pemerintah Pusat.
“Untuk program jangka panjang banjir, ini penting sekali eksekutif dapat kerja keras mempercepat normalisasi sungai. Apalagi kita sudah dapat dukungan dari pusat untuk normalisasi Ciliwung,” kata Shinta, Kamis (1/2/2024).
Berdasarkan data, Dinas SDA memiliki pompa stasioner sebanyak 578 unit di 202 lokasi, alat berat sebanyak 251 unit, dan pasukan biru sebanyak 4.189 personel. Termasuk, pompa mobile sebanyak 539 unit, dan pintu air sebanyak 845 unit di 589 lokasi.
Shinta berharap, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, Dinas Sosial (Dinsos) DKI, serta Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI berkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir.
Sementara, anggota DPRD DKI Jakarta Agustina Hermanto mengungkapkan, dirinya menemukan satu pompa di Rumah Pompa Bulak Cabe, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, mengalami ketinggian suhu di atas normal (overheat). Hal itu diketahui dirinya saat meninjau lokasi banjir di Jakarta Utara pada Rabu (31/1/2024).
Karena overheat, pompa itu dilakukan pemeliharaan saat wilayah sekitar terendam banjir setinggi 40 centimeter (cm). Namun Tina Toon, sapaan Agustina, bersyukur ada cadangan pompa bergerak (mobile) untuk menyedot genangan. Meski kapasitasnya tidak sebesar pompa utama. Selain Rumah Pompa Bulak Cabe, Tina Toon juga mengecek operasional Rumah Pompa Artha Gading di Kelapa Gading dan Rumah Pompa Dewa Ruci di Cilincing.
“Akan dirapatkan untuk ditindaklanjuti ke depannya,” kata Tina.
Untuk diketahui pada 2024, Pemprov DKI Jakarta menjadikan penanganan banjir sebagai salah satu program prioritas. Penanggulangan banjir mendapat pagu anggaran Rp 2,85 triliun atau 4 persen dari total belanja daerah Rp 72,6 triliun.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat 36 titik ruas jalan yang sempat tergenang akibat hujan berintensitas sedang hingga lebat pada Rabu (31/1/2024) telah surut pada Kamis (1/2/2024) pagi.
Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menuturkan, hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Jakarta menyebabkan kenaikan status di sejumlah pintu air serta genangan di sejumlah ruas jalan dan pemukiman warga.
Diungkap Isnawa, genangan yang melanda pemukiman warga di 28 RT yang tersebar di Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Barat dilaporkan juga sudah surut.
“Genangan di 28 RT yang telah surut tersebar di 10 Kelurahan. Yakni Kedaung Kaliangke, Tegal Alur, Cipinang Muara, Halim Perdanakusuma, Kebon Bawang, Rawa Terate, Rambutan, Makasar, Kebon Pala, Semper Barat,” ujarnya.
Isnawa memaparkan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah serta berkoordinasi dengan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan.
“Serta memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. Kami menargetkan genangan surut dalam waktu cepat,” paparnya.
Dia mengimbau, masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. “Dalam keadaan darurat, warga dapat menghubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam nonstop,” tandasnya.https://asiafyas.com/